|
(رِضً)
1.Mengekalkan niat yang baik
Syarh Arbain anNawawiyah:
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالِّنيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِDari Amiirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin alKhottob –semoga Allah meridlainya- ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya amalan-amalan tergantung niat, dan sesungguhnya setiap perkara tergantung apa yang diniatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang hijrahnya untuk (mendapatkan tujuan) dunia yang diupayakan atau wanita yang (ingin) dinikahinya, maka hijrahnya (terhitung) sesuai dengan yang diniatkan (H.R alBukhari dan Muslim)
2.Kerja keras tidak kenal putus asa
Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
العنكبوت/69artinya: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (Al-Ankabut: 69)
3.Bersyukurlah kepada-Nya dan Rasul,yang akan menjadikansebab adanya nikmat
Setelah kita berusaha mencari rezki disisi-Nya dan beribadah pada-Nya maka yang ketiga bersyukur kepada-Nya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌartinya: Dan takala Rabbmu mema’lumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14:7)
Demikianlah, dan dalam menggapai cita-cita ini, kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh. Harus berusaha mencari Rezki dan beribadah agar Allah mengabulkan keinginan kita dan bersyukur kepada-Nya agar Allah menambah ni’mat kepada kita.
Di atas pegunungan yang tinggi sejuk dan indah jauh sunyi dari keramaian jauh dari perkampungan berdirilah sebuah tempat pendidikan Islam yang disebut dengan Pondok Pesantren, diatas persawahan yang terletak tepat di Jl Joyo Agung Atas No 02 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowok waru Kota Malang, dengan luas kurang lebih 500 m.sejak tahun 1995 dirintislah pondok pesantren tersebut serta ditirakati melek’an ( bangun malam ) oleh gus Luqman dan gus Khoiri kakak beliau tiap malam jum’at kurang lebih selama dua tahun,kemudian pada tahun 1997 diresmikanlah pondok pesantren tersebut oleh Pendiri Pondok yaitu KH.Abdullah Fattah kemudian beliau menunjuk Gus Luqman Al Karim sebagai pengasuh pondok sampai sekarang dan tidak luput juga mendapatkan dukungan dan bantuan dari keluarga dan saudara-saudara beliau.
Ponpes ini diberi nama Bahrul Maghfiroh oleh pengasuh yaitu bertabarukan dengan nama tempat beliau Riyadhoh/tirakat ditempat seorang wali Allah sebelum mengasuh pondok yang bertempat di pasuruan, yang bahasa jawanya Segoro puro sedang bahasa arabnya BAHRUL MAGHFIROH dinamakan bahrul maghfiroh ini ialah dengan harapan siapapun orang yang masuk dan belajar dipesantren ini mendapatkan maghfiroh ampunan dari Allah SWT.Pondok Pesantren ini bermadzabkan AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH, Pendiri Pondok ( KH.Abdullah Fattah ) & Pengasuh ( Gus Luqman Al Karim ) bersepakat bahwa pondok didirikan bersifat wakaf/bersama untuk umat,artinya bukan milik perseorangan, maka siapapun yang memegang pondok tersebut harus sesuai dengan ajaran Arrasul Muhammad SWA dan Ulama’ Salafushaleh yang bermadzab Ahlu Sunah Waljamaah.
Salah satunya ciri Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh ini memberikan sistem balasy yakni pembelajaran yang tidak dipungut biaya sepeserpun/sama sekali dimanapun pondok ini berada/didirikan.